Artikel
Sebuah Tinjauan Tentang Teknologi Efisiensi Dan Emisi Mesin Kapal Berbahan Bakar Gas
- Di Publikasikan Pada: 11 Mar 2022
- Oleh: Admin
Energi dan kehidupan
adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Ibaratnya jika kita kehilangan sumber
energi berarti kehilangan kehidupan. Segala sendi kehidupan saat ini sangat bergantung
pada ketersediaan sumber energi. Saat ini kita mengenal ada dua jenis sumber
energi yaitu sumber energi fosil sebagai sumber energi tak terbarukan dan
sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Penggunaan energi fosil
didominasi oleh bahan bakar minyak. Selama beberapa tahun ini telah terjadi
beberapa dampak yang kurang menguntungkan dari ketergantungan kita terhadap
bahan bakar minyak. Dominasi bahan bakar cair ini menyebabkan harganya sangat
fluktuatif dan hal ini menimbulkan efek domino kepada yang lain sehingga sangat
mengganggu operasional kehidupan yang lain. Selain faktor kendali harga, nilai
emisi dan tingkat pencemaran yang ditimbulkan juga relatif tinggi. Hal inilah
yang mendorong munculnya inisiasi pemakaian bahan bakar gas, selain faktor
nilai harganya yang relatif lebih bagus, bahan bakar gas dipandang lebih bersih
dibandingkan dengan bahan bakar minyak.
Natural gas dan biogas
adalah dua jenis bahan bakar jenis gas yang mulai dikenal pemakaiannya. Biogas
dalam perkembangan aplikasinya kurang signifikan dikarenakan keterbatasan
jumlah dalam proses produksinya. Kemajuan pesat dalam eksploitasi teknologi dan
eksplorasi bahan bakar gas baik dalam bentuk bahan bakar fosil dan bahan bakar
organik menjadi kekuatan pendorong meningkatnya penggunaan transportasi yang
menggunakan gas sebagai sumber energi. Metana adalah salah satu jenis
hidrokarbon yang paling sederhana, dengan rumus molekul metana CH4 yang dikenal
sebagai salah satu bahan bakar terbersih. Oleh karena itu, penggunaan metana
terus berkembang sebagai pengganti bahan bakar diesel di mesin pengapian
kompresi. Data yang diperoleh dari Tobias Andersson, ©Svenskt Gastekniskt
Center - December 2002 menunjukkan hasil bahwa pada tahun 2020 konsumsi metana
dalam sarana transportasi adalah 11% di Asia, 12% di Amerika dan 14% di Eropa
sehingga konsumsi bahan bakar gas dunia dalam transportasi akan terus meningkat
Perkembangan teknologi dalam penggunaan bahan bakar gas di kapal didukung oleh semakin ketatnya peraturan emisi lingkungan, indikasi terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Berikut adalah salah satu rangkuman regulasi pencemaran udara yang telah diterapkan di Jepang, Usa dan Eropa.
Terlihat
betapa peraturan semakin ketat dari tahun ke tahun, dengan satu tujuan untuk
menjaga bumi dari dampat perubahan iklim yang akan mengancam kelangsungan
kehidupan dimuka bumi.
Perkembangan teknologi permesinan
kapal berbahan bakar gas dikapal terbagi menjadi 5 teknologi dasar yaitu lean
burn spark engine (LBSI), dual fuel low pressure (LPDF) 4 stroke, dual
fuel fuel (HPDF), dual fuel (LPDF) 2 stroke dan gas
turbin (GT).
Di dunia pelayaran, kapal
berbahan bakar gas pertama diluncurkan pada tahun 2000 dan menurut sumber data
dari Marintek hingga Desember 2016 di sana sekitar 120 kapal berbahan bakar
gas. Dari sumber yang sama diperoleh data bahwa sebagian besar (lebih dari 50%)
kapal berbahan bakar gas beroperasi di perairan Norwegia.
Berikut adalah tabel jenis kapal
berbahan bakar gas dan jumlahnya hingga tahun 2016
Jenis Kapal |
Jumlah dalam Operasional |
|
Jenis Kapal |
Jumlah dalam Operasional |
barge |
2 |
|
LNG FSRU |
1 |
Bulk ship |
2 |
|
LNG Tanker |
8 |
Car carrier |
2 |
|
Offshore vessel |
23 |
Car / passenger ferry |
32 |
|
Ore bulk oil carrier |
0 |
Container ship |
3 |
|
Pasengger ship |
1 |
Cruise ship |
1 |
|
Patrol vessel |
4 |
dredger |
2 |
|
Product tanker |
8 |
Gas carrier |
6 |
|
ROPAX |
4 |
General cargo |
4 |
|
Roro Ship |
3 |
High speed ROPAX |
1 |
|
Tug |
8 |
High speed ROPAX |
1 |
|
Tug |
8 |
Hopper barge |
1 |
|
LNG Bunker ship |
1 |
|
|
|
Jumlah total hingga 2016 |
117 |
Kapal jenis ferry
yang mengangkut kendaraan dan penumpang berdasarkan data mendominasi persentase
kapal berbahan bakar gas pada tahun 2000 - 2011, sedangkan perkembangan dan
diferensiasi mulai terjadi setelah 2011. Berikut adalah grafik perkembangan
jumlah kapal berbahan bakar gas hingga Desember 2016 berdasarkan sumber Sintef
Ocean 2017.
Ada empat jenis
konsep yang dikenal untuk penggunaannya dalam pengoperasian kapal berbahan
bakar gas, konsep ini dibedakan oleh perbedaan karakteristik, kinerja,
efisiensi, dan emisi. Berikut dijelaskan pembagiannya sebagai berikut:
·
Lean-Burn Spark Ignited engine (LBSI-engine), kecepatan
sedang-tinggi, (0,5-8 MW)
Teknologi
permesinan jenis ini bekerja berdasarkan konsep siklus otto, menggunakan
teknologi prechamber untuk membantu proses pencampuran gas dengan udara karena
konsep lean operation dengan kondisi udara berlebih mendekati lamda 2 sedangkan
busi tidak dapat beroperasi pada kondisi tersebut. Memiliki ruang pembakaran
yang kompak dengan tingkat turbulensi yang terkendali memastikan tingkat panas
yang cepat, kondisi efisiensi termal yang lebih tinggi ini membuat mesin lebih
hemat energi. Keuntungan lain dengan penggunaan teknologi busi dan pre chamber
untuk pengapian menyebabkan semburan gas masuk ke ruang bakar utama
·
Low Pressure Dual Fuel Engine ( LPDF) 4 stroke, kecepatan sedang
– tinggi
( 1 -18 MW)
Teknologi 4 stroke bertekanan rendah dual fuel (LPDF) sebenarnya hampir
sama dengan teknologi LBSI yang keduanya beroperasi dalam lean combustion. Yang
membedakan adalah fleksibilitas yang dimiliki oleh LPDF yang dapat beroperasi
dalam mode diesel ketika tidak ada bahan bakar gas yang tersedia sehingga
kelangsungan operasional tetap terjaga. Bahan bakar gas mengalir ke silinder
setelah dicampur dengan udara melalui intake manifold. Dalam teknologi LPDF ini
ada dua aplikasi injektor yaitu injektor untuk mode mikro-pilot injektor bahan
bakar diesel untuk mode gas yang dilengkapi dengan kepala silinder. Pergantian
mode bahan bakar dari mode diesel ke mode gas atau sebaliknya dapat terjadi
secara bebas dengan pembatasan kondisi operasi tertentu
·
Low Pressure Dual Fuel Engine (LPDF) 2 Stroke ), kecepatan
lambat, (5-63 MW)
Konsep mesin gas
ini beroperasi di bawah kondisi tekanan rendah. Siklus yang digunakan adalah
siklus otto yang memiliki tantangan serupa dengan LPDF 4 Stroke, yang merupakan
konsep homogenitas dalam pencampuran udara dan bahan bakar, kontrol yang baik
dari rasio udara dan bahan bakar, pengapian yang stabil dari bahan bakar pilot
dan proses pembakaran. Sistem ini menggunakan bahan bakar pilot dalam kisaran
1% dari total konsumsi.
·
High Pressure Dual Fuel (HPDF),kecepatan lambat,
2-stroke (> 2,5 MW)
HPDF atau bahan
bakar ganda bertekanan tinggi beroperasi berdasarkan konsep siklus diesel di
mana udara terkompresi dan minyak pilot disuntikkan, semprotan gas disuntikkan
di pusat titik mati hampir sama dengan penyalaan pengapian. Ada dua keuntungan
dari konsep permesinan HPDF ini: tidak adanya slip metana dan tidak memerlukan
kualitas gas seperti pada mesin siklus otto. Konsep pemesinan ini sangat cocok
untuk kapal besar yang biasanya memilih kecepatan rendah.
Berikut adalah data
seberapa besar nilai penurunan emisi yang dilakukan pada masing – masing konsep
teknologi.
Jenis Emisi |
LBSI |
LPDF 4 Stroke |
LPDF 2 Stroke |
HPDF 2 Stroke |
CO2 |
25-28% |
20-25% |
20-26% |
20-24% |
NOx |
85-90% |
75-90% |
75-90% |
25-30% |
SOx |
>99% |
98-99% |
95-99% |
95-97% |
Particle |
>99% |
95-98% |
95-98% |
30-40% |
Sumber : Sintef Ocean 2017
Terkait
dengan konsep awal pemanfaatan bahan bakar gas pada kapal salah satunya adalah
agar dapat membantu usaha – usaha mencegah dampak buruk pemanasan global dan
perubahan iklim. Ternyata ada dampak buruk sampingan dalam pemanfaatan gas
metana. Dampak emisi metana juga telah berkontribusi terhadap perubahan iklim
dan pemanasan global. Data menunjukkan bahwa gas metana memiliki efek pemanasan
25 kali lebih kuat dalam menyebabkan pemanasan global daripada CO2. Perhitungan
ini didasarkan pada rata-rata efek pemanasan metana selama 100 tahun. Namun,
setelah 1 dekade, gas metana sulit dilacak dan hampir menghilang setelah 20
tahun, sehingga secara dramatis menghabiskan rata-rata 1 abad untuk mengurangi
dampaknya. Dan karena kita tidak memiliki 100 tahun untuk mengurangi efek gas
rumah kaca kita, perhitungan terbaru menunjukkan bahwa selama 20 tahun, efek
pemanasan metana menjadi 72 kali lebih kuat. Sangat mencengangkan....
Akan
tetapi apakah kita menjadi putus harap dengan kenyataan data diatas? Tentu saja
sebuah kemunculan teknologi baru akan selalu diharapkan lahir dari para
peneliti, tentang bagaimana merancang usaha – usaha meminimalisir emisi metana.
Karena bagaimanapun nilai penurunan emisi pecemaran yang lain menunjukkan data
penurunan yang signifikan dengan penerapan konsep bahan bakar gas. Dan lagi
lagi pilihan kembali pada kita dan bagaimana kita berusaha mencari solusinya
untuk kehidupan yang lebih baik .